Restu Cinta

Restu Cinta

Rini Nuraini – Lilim Hilmawati – Afri Setianingrum – Mamuk S Marwanto – Alistyono Pramuhadi – Euis Iskantini – Entin Wartini – Ayu Putu – Halusinasi – Putri Alya – Amirotun Solikhah – Achmad Sochib – Yoyon Supriyono – Tung Widut – Yanti Soedjady – Ridhan Hadi – Rifaiq  – Warsono Abbi Azzam – Kusumawardani  – Dody Kurniawan – Murtisari  – Hidayati Rusydi – Dwi Setyo Harini – Ainoen MN  – Rachmawati – Muzlifah Muhhidin  – Nurul Hidayah – Nurul Fadhilah – Ramane Suksmadi – Wiedha Nugrahanti

Sinopsis:

Pagi itu jalanan masih sepi, berkabut, seolah mentari masih malu menyembulkan dirinya.  Sisa-sisa hujan tadi malam membuat bau tanah menguar segar.  Terlilit selimut di peraduan bersama mimpi indah, sepertinya menjadi pilihan nyaman bagi sebagian orang.  Namun semua itu jauh dari angan-angan Atikah. Ia mengayuh sepeda kuat-kuat begitu melihat arloji di tangannya menunjuk angka 7.  Pesanan ayam kodok panggang untuk pukul 10 pagi, ada 5 box, sementara ada bahan yang harus dibeli di pasar. Menjadi tenaga paruh waktu restoran ayam kodok sambil mengerjakan tugas akhir menjadi kesibukannya saat ini.

***

Bergegas Atikah menuju lemari penyimpanan bahan setelah memarkir sepeda di garasi samping. Tak lupa mengucapkan salam kepada Bu Wongso yang sedang menikmati sarapan dan segera berlalu menuju dapur. Tak lama daging ayam di-filet, menyisihkan kulit, menggiling ayam, meracik bumbu, dan berakhir di proses pemanggangan.

***

Dua bulan sudah Pak Wongso meninggal dunia karena wabah covid dan meninggalkan beberapa bisnis untuk keluarganya. Sulung Pak Wongso, Mas Dani, masih di Solo menyelesaikan pendidikannya.  Semua harus beradaptasi dengan kebiasaan baru semenjak kepergian beliau. Atikah segera mencuci tangan dan memasuki ruang keluarga ketika suara Bu Wongso terdengar memanggilnya. Setelah mempersilakan duduk, perlahan Bu Wongso mengatur nafasnya memulai pembicaraan. “Sebagai orang tua, aku merestui Dani melamarmu, Atikah.”