Emak dan Mertua

Penulis :

Asni Januarti – Diah Nuraini Fathimah – Dini Siti Multiah – Dokcah – Dwiwahjuni Wulandari – Fuatuttaqwiyah El-adiba – Gusti Yeni Kusumaningrum – Henny Purnawati – Lizha Calief – Niluh Mahayuni – Nunuy Nurjanah – Utami Nilasari ­- Siti Nurhayati Febriana – Yunia Kusminarsih – Zaenal M.

Aku hanya meminta sedikit rasa sayang dan cintamu di sisa usiaku dan usiamu. Kita tidak akan pernah tahu kapan usia akan berakhir. Walau perlakuan dirimu terhadapku tak sama dengan perlakuan keluarga terhadap anakmu.

(Asni Januarti, “Aku Hanya Ingin Sedikit Pengertian dan Rasa Sayangmu”)

Ibu mertua tidak mengizinkan kami untuk berangkat ke Belanda dengan kekhawatiran jika suami pergi ke Belanda, beliau takut nanti tidak ada yang membiyayai kehidupan beliau ]dan adik suami.

(Lizha Chalief, “Gagal ke Belanda Demi Mertua”)

Ibu mertuaku mencintai anak dan cucunya dalam diam, hanya dapat terlihat pada binar mata dan sentuhan lembut yang diberikannya. Sorot matanya bercerita banyak tentang kasih sayang yang dimiliki.

(Henny Purnawati, “Kasih Sayang Dua Ibu”)

Hal yang sangat aku hargai dari mamah adalah ketika mengajariku memasak, mamah sama sekali tidak pernah mencela atau mengkritikku. Bahkan beliau sering menyemangati dengan mengatakan kalau memasak itu mudah. Beliau selalu meyakinkanku kalau suatu saat aku pasti bisa memasak dengan baik seperti beliau.

(Dwiwahjuni Wulandari, “Mertuaku Role Model-ku”)