Dari Mom Hingga Kota Mekah

Rp85,000

Category:

Penulis: Nunuy Nurjanah

Sudah menjadi kegiatan rutin, setelah salat Magrib saya belajar mengaji. Guru pertamanya adalah ibu saya.

Kami mulai mengenal, mengeja, sampai bisa membaca Al-Qur’an. Setelah itu, kami diajari hafalan surat-surat pendek dari Al-Qur’an. Menjelang masuk SD, kami sudah bisa membaca Al-Qur’an dan telah menghapal beberapa surat pendek.

Menjelang tidur, ibu suka menceriterakan sebuah dongeng. Kami asyik sekali mendengarnya. Saya masih ingat dongeng ibu. Salah satunya adalah Kisah Nyi Sarikingkin.

***

Masjidil Haram menggunakan bus. Allahu Akbar… Allahu Akbar, tangis kami pecah begitu tiba di depan Masjidil Haram. Betapa agung dan megahnya masjid ini. Ada rasa tak percaya meliputi hatiku bahwa kami telah tiba di Rumah Allah dan akan menjadi tamu-Nya. Allahu Akbar.

Betapa indah Rumah-Mu. Sambil membaca doa masuk masjid, kami berjalan menuju Ka’bah. Air mata tak terasa terus meleleh membasahi pipi. Tak terbayangkan betapa bahagianya bisa menjumpai Ka’Bah, kiblat salat kami setiap hari dan simbol ketertundukan manusia kepada Tuhannya. Yaa Allah, ya Allah … kami memulai tawaf.

Keberadaan kami di Tanah Suci, menghadapi Ka’bah, membuat saya selalu menangis. Nyaris setiap hari wajahku digenangi air mata haru dan syukur. Inilah puncak kebahagiaan yang belum pernah saya rasakan sebelum-sebelumnya. Subhanallah ….

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Dari Mom Hingga Kota Mekah”

Your email address will not be published. Required fields are marked *