DAHSYAT MENJADI GENERASI EMAS CERDAS DAN BERKARAKTER

DAHSYAT MENJADI GENERASI EMAS CERDAS DAN BERKARAKTER

Drs. Suparlan M.Ed

Jangan pernah meragukan keberhasilan sekelompok kecil orang yang bertekad mengubah dunia, bahkan hanya kelompok seperti itulah yang pernah berhasil melakukannya

(Margaret Mead)

*

Generasi emas adalah generasi anak-anak bangsa ketika mencapai usia seratus tahun. Sama dengan suatu pasangan suami istri telah mencapai usia perkawinan lima puluh tahun, disebutlah usia PERKAWINAN EMAS. Itulah perumpamaannya. Ketika suatu bangsa atau negara telah mencapai genap berusia seratus tahun. Itulah yang disebut dengan generasi emas. Jadi, ketika negara dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan kemudian negara dan bangsa ini dengan bangga dapat menyatakan dirinya telah menginjak tanggal 17 Agustus 2045, maka  generasi bangsa ini dengan bangga telah dapat menyebut sebagai generasi emas. Sebagai anak-anak bangsa, kita dapat menentukan sendiri apakah Anda termasuk generasi emas itu, apakah masing-masing diri kita masih sebagai usia produktif pada saat bangsa ini mencapai usia 100 tahun atau negara dan bangsa ini mencapai tahun 2045. Itulah sebabnya, masa depan suatu bangsa terletak kepada generasi mudanya.

Terkait dengan itu, Bung Karno berpidato “berilah aku 100 anak muda, dan aku akan sanggup menggoyangkan dunia.” Perubahan dan kemajuan suatu bangsa biasanya hanya dihasilkan oleh sekelompok anak-anak muda yang inovatif dan kreatif. Dengan kata lain, generasi muda adalah generasi masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu, generasi muda adalah tulang punggung bangsa. Generasi muda adalah pewaris masa depan bangsa. Itulah beberapa ungkapan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan itu terkesan menjadi bombastis belaka, jika tidak diikuti usaha nyata dan komitmen bersama untuk membangun satu generasi muda yang benar-benar siap untuk memikul tugas kemanusiaan yang mulia sebagai generasi muda untuk menyongsong masa depan.