Rasa Senandika (Dia pemilik kehangatan yang tak hanya melegakan, namun juga menenangkan)

Rp95,000

Category:

Judul : Rasa Senandika (Dia pemilik kehangatan yang tak hanya melegakan, namun juga menenangkan)

Penulis   :

Kirana Kejora, Miya’z, Kallea Dinata, Novarty Eka Putriana, L. Aurum, Rizanti Kadarsan, Wildan Chopa, Mery Brillianty, Sinta Herlina, Dian Hikmayana, Annisa Noviarny, Neneng Hasanah, Rizqi Widiastuti, Sri Suparti, Wiwik Hartini, Syavitri Nasution, Wawang Santika, Stephanie Handojono, Holy Gat Mellisa, Irma Hardiani, Asri Andarini, W.S. Arianti, Upi Jamil, Aishah W., Leni NN, Dwi Ratna, Melly W., Dhianitha, Dian DM, Nurhabibah, Rara Sandy, Asfi Diyah, Rati Kumari, Indah Bakti, Ina Aie Tanamas, Saras, A. Deni Saputra, Wiwi Haryanti, Siti Nur Asiyah, Kartini, Sri Martiani, Sri Sunenti, Anastasia S. Wastuti, Elya Susanti, Niken Sari.

Blurb:

Kehangatan yang dia tawarkan, selalu mampu membuat raga dan jiwa menuju sempurna dengan cara istimewa. Racikannya, terajut mewah dalam Rasa Senandika tanpa bisa dicegah. Sebab, ini ada yang kehendaki, semesta, semesra ini mengajak pasukan Elang Merah menulis segenap rasa yang pernah ada.

Twin Flame (Api Kembar) dalam Safron adalah suara dari mata ingatan seorang Perempuan dari Pulau Kayu Manis penyuara Base Genep Pembawa Sang Hyang, si Perempuan Aroma Cengkih yang Mudikberkawan kehangatan Telang, lalu membuat Dendam Itu Telah Larut,menjelma jadi Senggalau Harum, dengan Kapulaga di Ujung Desa.

Tercabik Rindu dalam Kemelut Gadis Rantau yang menikmati Bajigur Pengkolan, beserta Kerinduan Bola-Bola Kencur, diwarnai Wedang Serai untuk Permadi, membawa Rimpang Jahe dalam Kenangan saat menikmati Arsik Andaliman dan Kapurung Terlezat.

Rempah Tiga Rampai dalam cerita Sewindu Rasa Usada Bhumi, guna Merengkuh Rasa di Buitenzorg, Pada Racikan Terakhir, Gulai Pliek U, dan Balada Asam Kandis, yang menawarkan Aroma Zingiber dari Gadis Songsong, membuat Matahari Bermandikan Kemuning. Anak Daro bukanlah sebuah Kekeliruan yang Masih Termaafkan. Menyangkut kisah Parastra Bratawali, Bunga Paku dari Weda, Aku dan Secangkir Teh Sirih pada Senja Ini Lembayung Merona, kemudian Menyudu Haru Cerita Lalu. Gulai Gajeboh Nenek, Senja dengan Secangkir Wedang Jahe, Serai Jahe adalah tumpukan penyimpan pesan yang diterjemahkan dalam Secangkir Kenangan, dan sepiring Nasi Sangrai Terakhir, di keharuman Lembah Melati, bak Harta Karun Nilam. Rimpang Menuju Ramping bukan tentang kisah Mencari Lelaki yang Kusebut Bapak, melainkan mengenai Pesona Gadis Ngarot, dengan kegurihan Bubur Parem Bu Ginah, yang berubah jadi Mentari di Sudut Jeddah, dengan keindahan Rasa dalam Secangkir Teh Kayu Manis.
Seperti yang telah lahir sebelumnya, buku-buku Elang Merah – salah satu pasukan Elang Nuswantara– selalu beraroma kearifan dan kebajikan lokal Nuswantara di bawah bimbingan ‘keras’ Kirana Kejora yang terus menyuarakan literasi nenek moyang tersayang.

Semoga rajutan 45 judul di atas menggetarkan rasa pembaca yang masih dan mau peduli dengan kekayaan Nuswantara tercinta. Menjaga dan merawatnya tidak mudah dibanding menemukannya. Namun, setidaknya, kehadiran buku bernuansa jingga ini bisa menambah renjana pada warisan kasih karuhun, bukan sekadar saujana.

Selamat membaca Rasa Senandika, semoga makin bahagia bersama orang-orang terkasih, mengajaknya menikmati kegunaan rempah Nuswantara, tanpa ragu dan malu. Matur suksma pembaca setia Sexy, cantik, menawan sekali, saat kita bisa membawa kabar kebaikan akan warisan budaya leluhur tanpa rasa takut, apalagi kalut.

Kirana Kejora
Pengampu dan Pendiri Elang Nuswantara

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Rasa Senandika (Dia pemilik kehangatan yang tak hanya melegakan, namun juga menenangkan)”

Your email address will not be published. Required fields are marked *