KERAGAMAN NEGERI TIADA TEPI

KERAGAMAN NEGERI TIADA TEPI

Editor :

Bramma Aji Putra

Dra. RR Ayu Dewi Widowati

Penulis:

A.Noegroho Soerjonegoro  – AG.Irawan –  Ahmad NurFauzi – Alistyono Pramuhadi – Anna Kalifana  – Barokatussolihah – Catur Sriyanti – Dian Komara – Eko Indrawahjuni  – Elly Agustin Fitriana – Ening Yuni Soleh Astuti – Farida Rahmawati – Giarti Suprihatin – H. Hidayatu Rohman – Harni Astuti – Irdawati – Kholif Diniawati  – Lestari – Muhri S  – Nur Fatimah – Nurhayati – Nurkulis – Rita Tiaswari  – Sri Adelila Sari – Sri Saktiani – Sri Sehry Haryati – Sri Utami – Sri Wijayanti – Sudaluwan – Sururin Khoiroh – Umi Hidayati – Veronika Hermi Hastuti – Yudha Kusumawati  – Yuliyanah – Yupi Isnaini – Yustini Arti
Untuk buku dengan 5 tema meliputi

1. Upacara adat (upacara belian)
2. Permainan tradisional (egrang)
3. Makanan tradisional (kerak telor)
4. Lagu daerah (sluku-sluku bathok)
5. Tarian daerah (tari legong)

Back Cover :

Tergambar jelas, bahwa jemparingan tidak hanya sebatas olahraga fisik (raga). Ada olah rasa ( Jawa: manah_red) yang menyertai setiap pemainnya. Ia hadir menyatukan logika pikir saat membidik, sekaligus ketenangan (hati) dan fokus pada sasaran yang hendak dituju. (Jemparingan, Menghadirkan Sejarah Di Ruang Publik)

***

Secara sejarah, kuliner Betawi telah melalui proses panjang akulturasi banyak budaya. Pasalnya, kawasan Batavia yang dikenal sebagai pusat kebudayaan masyarakat Betawi pada masa lampau merupakan pusat perekonomian di Nusantara. (Kerak Telor)

***

Keluarga yang sakit dan masyarakat yang menghadiri upacara Belian berkumpul di rumah panjang atau lamin. Gong, gendang, dan kelontangan dari rumah panjang terus ditabuh. Awir atau patung kayu ara digantung di depan balai-balai yang dipenuhi sesaji. (Upacara Belian)

***

Seperangkat gamelan yang digunakan untuk mengiringi tari Bali disebut Gong Kebyar, sedangkan notasi gamelannya disebut notasi Ding Dong. Sedangkan gambelan untuk mengiringi tari Legong Kraton disebut Gambelan Pelegongan termasuk tari Legong Bapang Durga. (Tari Legong)

***

Sebenarnya lagu ini berasal dari Bahasa Arab, tetapi diadaptasi ke dalam Bahasa Jawa. Lagu atau dalam Bahasa Jawa disebut tembang ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga guna mendakwahkan Islam di Tanah Jawa.  (Sluku-sluku Bathok)