Penulis :
Ranata – Afifah Nukman – Afiyah Latifah – Alistyono Pramuhadi – Aprilia Ningsih – B. Kurniati Ningsih – Chalen Nur Aprilian Feliana – Cindy Wulandari – Eka Aprianti – Ening Yuni Soleh Astuti – Erni Amran – Eti Dwi Riani – Fatimah Az Zahra – Fayza Fariz – Handaruwiyah Lestariningrum – Hella Widayati Kusuma Dewi – Henny Marlinda – Ita Pradipta – Karina Rakhma – Kayleen Vanessa Kwee – Kingkin B. Prasetijo – Laily Rinda – Nita Pandria – Noor Biatun – Nunuy Nurjanah – Nurul Wijayanti – R.D. Mahayana – Retno Wulandari Adi – Sabiqis Edogawa – Salsabila Caca – Siti Mahmudati – Sri Purwani Eka Mulat – Theresia Lani Setyawati – Tjitjis Dinamargaju – Winy Rifmawati – Yudha Kusumawati – Yupi Isnaini
***
Sinopsis:
Sejak kejadian itu, kondisi Enin berubah hingga operasi pelepasan pen tidak dilakukan dengan pertimbangan usia. Di usianya yang ke 92, secara medis tidak ada penyakit tua yang dikhawatirkan. Hanya akibat dari operasi ini, membatasi aktivitas Enin.
Kini, hanya rindu yang mengerak. Enin sakit cukup lama hingga akhir hayatnya. Banyak hikmah yang bisa kupetik. Menolong orang yang membutuhkan tanpa pamrih. Mendahulukan kepentingan yang lain, dan menjaga kepercayaan. (Nenekku, Perempuan Tujuh Zaman)
***
Bunda memelukku dan mencium keningku. Dituntunnya aku untuk melihat dari balik jendela ruangan ICU. Aku melihat Simbah Kung, idolaku sejak kecil terbaring dengan alat-alat yang terpasang di tubuhnya dan membuat hatiku mencelos melihat pemandangan tersebut.
***
“Kemarin sore sebelum kritis, simbahmu menyebut namamu,” ungkap bunda. Aku mengangguk dan masih menatapi Simbah Kung dan berharap Simbah Kung bangun menyapaku dan mengajak duel seperti biasanya. (My Lovely Simbah Kung)
Reviews
There are no reviews yet.