Penulis : (di depan cover)
Agustinus Warsito – Amelia Nugroho – Ardan Putra Saleh Hutasuhut – Asni Ahmad Sueb – Elly Agustin – Idamaningsih – Mimi Alfian – Nenny Makmun – Nunuy Nurjanah – Puji Fitriasyani – Romy W – Sri Pintana -Yanuanita – Zaenal M.
***
Hai jiwa remajaku, apa kabar kamu di sana? Semoga kamu baik-baik saja ya. Sepertinya sudah lamaaa sekali ya kita tidak bertemu sajak saat itu. Sudah lebih dari 17 tahun yang lalu ya rasanya sejak terakhir kita bertemu. Gimana? Apakah kamu masih ingat beberapa kisah kita saat kita masih duduk di bangku SMA dulu? Ya, saat itu adalah masa-masa di mana kita seperti jiwa yang bebas, lepas, dan serasa tidak ada beban. (Dear Jiwa Remajaku_Puji Fitriasyani)
***
Dear,
Kekasih hati ….
Wahai kekasih hati, telah lama kau kurindui, rasa rindu di dada ini sudah tidak dapat aku tahan lagi, menangis pun ku tak berair mata. Setiap hari, setiap detik, setiap waktu, setiap embusan nafasku hanya ungkapan rasa rindu yang membuncah, yang bisa aku terjemahkan dengan selalu menyebut namamu. (Kekasih Hati _Isfian Inda)
***
Kepada yang tercinta Indonesia,
Konon katanya kau negeri jelmaan cincinnya Nabi Sulaiman. Perkenalkan aku Senja, sesuatu yang selalu kau elu-elukan sebagai sebuah mahakarya terbaik Tuhan. Hari ini, aku ingin menuliskan sebuah rangkaian bunga di kertas yang baru saja diberikan oleh kawanku dengan pena yang tadi siang aku temukan di balik pelangi jingga. (Dari Senja Untuk Indonesia_ Ardan Putra Saleh Hutasuhut)
***
Kiki di sini sehat, anak-anak juga sehat, mereka udah gede-gede Yah. Mereka selalu rame, bawel banget, persis seperti Kiki, kakak dan abang dulu. Ki ingat ayah sama bunda selalu ngomel pagi-pagi kalau kami telat siap-siap ke sekolah, Ayah ingat gak kalau omelanan Ayah bisa bersambung sampai di mobil menuju sekolah, tahukah Ayah kalau dulu itu ngeselin banget rasanya tapi sekarang jadi kenangan lucu, Kiki, kakak dan abang selalu ketawa kalau ingat kenangan itu. (Surat Untuk Ayah_ Kiki Amelia)
***
Jangan kamu sebut ini sebagai surat cinta hanya karena aku menggoreskannya pada secarik kertas putih yang tak bernyawa. Sebutlah ini sebagai curhat dan kamu menjadi tempat curhatku. Bukankah kamu memang tempat curhatku sedari dulu? Sedari kita masih mengenakan seragam biru putih hingga seragam abu-abu. Bagiku kamu tetap sahabat yang tak akan tergantikan oleh siapa pun. (Surat Rindu Untuk Cempaka_Zaenal M)
Reviews
There are no reviews yet.